Tanaman Sorghum adalah tanaman asli Kabupaten Tanah Laut yang mempunyai karakter tanaman yang kuat, tahan kering, beresiko kegagalan produksi rendah dan input pertanian yang rendah. Bahkan sorghum juga bisa ditanam sebagai tanaman sela, tidak harus monokultur.
Hampir seluruh bagian sorghum dapat dimanfaatkan dan diolah, contoh gula sorghum diolah dari batang pohon sorghum, kecap sorghum diproduksi dari nektar sorghum, dan biji sorghum yang difermentasi sebagai pengganti hasil fermentasi kedelai. Adapun beras sorghum sendiri memiliki keunggulan rasa yang sangat mirip dengan nasi.
Tepung biji sorghum mempunyai kandungan tak kalah dengan tepung serealia lain seperti jagung, gandum, dan barley. Biji sorghum mengandung tiga jenis karbohidrat, yaitu pati, gula terlarut, dan serat. Kandungan gula terlarut pada sorghum terdiri dari sukrosa, glukosa, fruktosa dan maltosa. Sorghum juga mengandung serat tidak larut air atau serat kasar dan serat pangan, masing-masing sebesar 6,5% – 7,9% dan 1,1% – 1,23%. Kandungan protein pun seimbang dengan jagung sebesar 10,11%, sedangkan jagung 11,02%. Komoditas ini juga memiliki protein yang tinggi pada bijinya, bahkan kedua tertinggi setelah gandum. Begitu pula dengan kandungan patinya sebesar 80,42%, sedangkan kandungan pada jagung 79,95%.
Sorghum, dikenal memiliki manfaat yang lebih baik daripada tepung terigu karena gluten free serta memiliki angka glikemik index yang rendah sehingga turut mendukung tren gerakan konsumen gluten free diet seperti di negara-negara maju. Tak hanya gluten free, beberapa senyawa fenolik sorghum diketahui memiliki aktivitas anti oksidan, anti tumor dan dapat menghambat perkembangan virus sehingga bermanfaat bagi penderita penyakit kanker, jantung dan HIV-1.
Sedangkan untuk bagian nira batang sorghum selain dapat digunakan sebagai bahan bioethanol, ampas bagian tersebut juga bisa dijadikan pakan ternak dan dijual kembali. Sehingga dapat memberikan penghasilan tambahan bagi para petani.
Baca kegiatan inkubasi bisnis produk komoditas <klik di sini>