Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, mempunyai julukan Nusa Kenari dengan slogan ibukota “Kalabahi Kota Kenari”. Pulau Alor mempunyai banyak sekali pohon kenari sebagai tanaman identitas. Para petani di Alor tidak menggunakan pupuk kimia atau bahan kimia lainnya. Mereka percaya pupuk kimia dapat merusak kesuburan tanah, sementara kondisi tanah di Alor yang sudah subur membuat komoditas tidak lagi memerlukan pupuk kimia. Dengan jenis tanah di Pulau Alor yang secara umum terdiri dari tanah litosol dan tanah vulkanis yang kaya unsur hara dengan stuktur tanah gembur dan subur, sangat cocok dengan pohon kenari yang tumbuh pada daerah yang memiliki tanah litosol. Ini adalah keunggulan produk untuk masuk ke segmen pasar organik dan natura yang mempunyai ideologi untuk menjaga lingkungan hidup.
Pohon kenari memiliki kegunaan baik pohon atau kayu untuk bahan bangunan dan buah sebagai bahan makanan. Namun keunggulan kacang kenari belum mendapat perhatian yang maksimal, bahkan keadaan pohon terancam dan hampir punah.
Kacang kenari mempunyai potensi sebagai kacang pengganti almond yang mempunyai kandungan gizi tinggi dan diolah secara natural, tanpa bahan kimia. Tingginya kebutuhan buah kenari pada pasar dan masih sedikitnya kompetisi di Indonesia bisa menjadikan peluang usaha budidaya buah kenari jadi menjanjikan karena kenari mempunyai nilai jual yang relatif tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi setengah cangkir kenari per hari dapat membantu melindungi sistem pencernaan karena meningkatkan jumlah bakteri probiotik dalam usus dan menangkal risiko penyakit jantung dan otak serta kanker.
Yayasan Nirudaya Nusantara bekerjasama dengan Timurasa Indonesia sebagai offtaker yang mendistribusikan produk kacang kenari ke pasar nasional dan mancanegara.
Baca kegiatan inkubasi bisnis produk komoditas <klik di sini>